B-United
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.
Login

Lupa password?

Latest topics
» Model Interface
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeWed Jan 02, 2013 9:26 am by Michi

» Materi Dosen
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeWed Dec 19, 2012 10:00 am by Michi

» Materi 20 Nov '12
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeMon Nov 26, 2012 2:57 pm by shaka

» Catatan
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeFri Nov 23, 2012 11:51 am by idna

» Materi 1-5
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeWed Nov 21, 2012 11:45 am by Michi

» 3. Masalah Penelitian
Nilai Sepuluh Bagi Tina I_icon_minitimeWed Nov 07, 2012 11:17 am by idna


Nilai Sepuluh Bagi Tina

2 posters

Go down

Nilai Sepuluh Bagi Tina Empty Nilai Sepuluh Bagi Tina

Post by Michi Tue Nov 23, 2010 11:40 am

Nilai Sepuluh Bagi Tina Cewek“Tina, cewek berusia 17 tahun, Ia ramah, dan selalu menebar senyum ceriahnya. Tapi, Tina adalah seorang penderita “cerebral palsy”, sejenis kelainan tubuh, dimana beberapa bagian otot-otot tubuhnya kaku dan lumpuh. Karena kelainan ini pula, ia mengalami kesulitan untuk berbicara. Ia harus menggunakan alat bantu untuk menerobos hiruk-pikunya lorong sekolah.

Orang-orang agak enggan berbicara dengannya, mengapa ? Entahlah, mungkin karena ia kelihatan ‘berbeda’ dan siswa-siswa tidak tahu atau canggung untuk mendekatinya. Tetapi Tina adalah orang yang ramah. Ia tidak pernah bosan berkata “Hai” dengan orang-orang yang ditemuinya di lorong.

Tugas hari ini ialah menghafal puisi yang berjudul “Jangan Putus Asa”. Bobot nilai tugas ini hanya 10, berbeda dengan tugas-tugas lain seperti Quis- yang biasanya aku beri bobot 100 di kurikulum sekolah. Aku jadi ingat sewaktu sekolah dulu, jika ada guru yang memberi tugas dengan bobot nilai 10, pasti aku menganggapnya remeh ..yah karena itu tidak begitu penting, dan tidak berpengaruh banyak pada nilai indeks akhir semesterku.

Hari ini aku – seorang guru di sekolah ini – melihat Tina di kelasku untuk mengikuti tugas yang aku berikan pada murid-muridku. Aku menemukan ada yang lain pada dia.. ya ! dibalik senyum cerahnya itu ia seperti menyimpan kekhawatiran.. “Tidak usah cemas Tina” Kataku pada diri sendiri, “Bobot nilainya cuma 10.”

Aku mulai melaksanakan tugas yang aku berikan pada murid-muridku. Satu-per-satu mereka maju ke depan kelas – untuk mengucapkan puisi tanpa teks. Dan dapat kuduga, sebagian besar dari mereka ‘lupa’ atau hanya bisa menghapal sepotong dua potong kata dari puisi tersebut. Yah.. mereka juga tahu bahwa bobot nilai tugas ini hanya sedikit, dan aku tahu, mereka tidak begitu serius mempelajarinya.

Aku mulai bergurau pada mereka, “Jika ada yang masih tidak hapal, Bapak akan langsung suruh kalian push up 10 kali !”. Ya, ini hanya gurauan, dan seisi kelas pun tertawa karena ‘kekesalanku’ ini.

Aku tidak sadar, ternyata yang mendapatkan giliran maju ke depan kelas berikutnya adalah Tina.

Sepatah demi sepatah Tina mulai mengucapkan bait-bait puisi tersebut. Dan belum sampai akhir bait kedua… Ia mulai lupa. Sebelum aku mulai berkata, tiba-tiba Tina melempar alat bantu jalannya dan mulai mengambil posisi push up. Aku terkejut setengah mati, dan spontan berkata, “Tina, aku hanya bercanda !” Tina pun merangkak mengambil alat bantunya, kemudian – dengan bantuanku ia berdiri lagi, meneruskan puisinya.

Dan, Tina berhasil mengucapkan puisi itu secara sempurna ! tidak lupa sama sekali. Dia adalah salah satu diantara 3 muridku yang bisa mengucapkan puisi itu secara sempurna.

Ketika selesai berpuisi, salah satu murid bertanya padanya, “Tina, mengapa engkau bersikeras melakukannya ? Bukankah bobot nilainya cuma 10 ?” Tina memerlukan sedikit waktu sebelum menjawab, “Karena aku ingin seperti kalian, normal !”

Keheningan mulai menyelimuti seluruh kelas. Semua tiba-tiba diam – termasuk aku. Kesunyian ini pecah saat ketika seorang siswa berkata, “Tina, sejujurnya kami juga tidak normal, kami hanya anak-anak biasa, sering sekali berbuat kesalahan.”

“Aku tahu, ” Jawab Tina dengan senyum lebar menghias wajahnya.

Tina memperoleh nilai maksimal saat itu, Sepuluh ! dari bobot nilai yang sebesar 10 juga. Ia juga mendapatkan rasa sayang dan hormat dari teman-teman sekelasnya. Aku tahu betul, baginya, itu jauh lebih berharga dibandingkan nilai yang cuma berbobot sepuluh itu.

- Terinspirasi dari kisah nyata, seperti yang dituturkan Tom Krause,
Seorang Guru SMU di USA, pernah dimuat di Washington Post, 2002.
- Klik disini untuk mengetahui lebih detil tentang Cerebral Palsy.
- Buat Najwa Putri Larasati dan ibunya di “margatama.dagdigdug.com“, saya goreskan kisah ini untuk Anda, semoga bisa menguatkan.. ^^



sumber : ceritainspirasi.net
Michi
Michi
bclass 4 stars
bclass 4 stars

Jumlah posting : 722
Join date : 08.10.10
Age : 34
Lokasi : Pekanbaru

Kembali Ke Atas Go down

Nilai Sepuluh Bagi Tina Empty Re: Nilai Sepuluh Bagi Tina

Post by shaka Tue Nov 23, 2010 11:53 am

mewek mewek mewek mewek

change yourself can be change your environment and also your future jempol2
shaka
shaka
Super Moderator
Super Moderator

Jumlah posting : 622
Join date : 08.10.10
Age : 40
Lokasi : Pekanbaru

Kembali Ke Atas Go down

Kembali Ke Atas


 
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik